Kondisi Fisik Kota Sabang
Uraian berikut ini akan memberikan data
dan informasi mengenai keadaan fisik dasar daerah Kota Sabang yang meliputi
kondisi topografi dan geomorfologi, kondisi geologi, kondisi hidrologi serta
kondisi cuaca atau iklim pada umumnya.
a.
Topografi
dan Geomorfologi
Kondisi
topografi Kota Sabang sangat bergelombang, terdiri dari pegunungan, dataran
rendah dan bukit-bukit yang merupakan peralihan dari gunung ke dataran,
yang ditandai dengan lereng-lereng yang terjal. Pada wilayah Barat pulau Weh terdapat permukaan dengan relief topografi paling berat. Mulai dari Sarong Kris sebagai puncak tertinggi di sebelah Timur, terdapat tiga barisan punggung yang berjolak menuju ke Barat Laut, sehingga membentuk lembah-lembah sempit di antara punggung perbukitan tersebut. Topografi di sebelah Timur terdapat sebuah pegunungan yang arahnya dari Utara ke Selatan yang memisahkan Pulau Weh Timur dengan bagian lainnya. Gunung Leumo Mate merupakan puncak yang tertinggi. Di bagian ini terdapat lapisan tuf marina yang lebih besar. Di antara bagian Barat dan Timur terdapat aliran dua buah sungai, yaitu Sungai Pria Laot dan Sungai Raya. Daerah ini merupakan sebuah slenk dari sebuah fleksun (patokan yang tidak sempurna). Komposisi topografi daerah ini terdiri dari 52 % daerah berbukit sampai bergunung, 35 % daerah berbukit, 10 % dataran bergelombang dan 3 % dataran rendah. Kondisi kemiringan lahan Kota Sabang cukup variatif, di mana sebagian besar (± 75%), merupakan daerah dengan kemiringan lahan 8% sampai dengan 25%. Sedangkan sisanya adalah daerah bergelombang sampai berbukit dengan tingkat kemiringan lebih dari 25%, sehingga tidak dapat dijadikan kawasan budidaya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Kota Sabang merupakan daerah dengan lahan datar yang relatif sedikit. Ketinggian elevasi rata-rata daerah ini berkisar pada + 28 meter di atas permukaan air laut.
yang ditandai dengan lereng-lereng yang terjal. Pada wilayah Barat pulau Weh terdapat permukaan dengan relief topografi paling berat. Mulai dari Sarong Kris sebagai puncak tertinggi di sebelah Timur, terdapat tiga barisan punggung yang berjolak menuju ke Barat Laut, sehingga membentuk lembah-lembah sempit di antara punggung perbukitan tersebut. Topografi di sebelah Timur terdapat sebuah pegunungan yang arahnya dari Utara ke Selatan yang memisahkan Pulau Weh Timur dengan bagian lainnya. Gunung Leumo Mate merupakan puncak yang tertinggi. Di bagian ini terdapat lapisan tuf marina yang lebih besar. Di antara bagian Barat dan Timur terdapat aliran dua buah sungai, yaitu Sungai Pria Laot dan Sungai Raya. Daerah ini merupakan sebuah slenk dari sebuah fleksun (patokan yang tidak sempurna). Komposisi topografi daerah ini terdiri dari 52 % daerah berbukit sampai bergunung, 35 % daerah berbukit, 10 % dataran bergelombang dan 3 % dataran rendah. Kondisi kemiringan lahan Kota Sabang cukup variatif, di mana sebagian besar (± 75%), merupakan daerah dengan kemiringan lahan 8% sampai dengan 25%. Sedangkan sisanya adalah daerah bergelombang sampai berbukit dengan tingkat kemiringan lebih dari 25%, sehingga tidak dapat dijadikan kawasan budidaya. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Kota Sabang merupakan daerah dengan lahan datar yang relatif sedikit. Ketinggian elevasi rata-rata daerah ini berkisar pada + 28 meter di atas permukaan air laut.
b.
Geologi
Pulau
Weh merupakan sebuah pulau vulkanik (dibentuk oleh hasil letusan gunung berapi)
berupa sebuah pulau atol (pulau karang) yang proses terjadinya mengalami
pengangkatan dari permukaan laut. Proses terjadinya dalam tiga tahapan,
terbukti dari adanya tiga teras yang terletak pada ketinggian yang berbeda.
Batuan yang membentuk Pulau Weh umumnya terdiri atas dua jenis batuan, yaitu
tuf marina dan batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai
pada ketinggian 40 sampai 50 meter. Lapisan tuf yang terlebar didapat di
sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis sempit. Batuan sempit adalah
batuan vulkanik yang bersifat andesitik. Komposisi geologis wilayah ini terdiri
dari 70% batuan vulkanis (andesite), 27% batuan sedimen (line stone dan sand
stone), dan 3% endapan aluvial (recent deposit). Secara umum sifat batuan
tersebut tidak begitu stabil sehingga daya dukungnya terhadap tekanan relatif
rendah, bahkan cenderung terjadi perubahan pada struktur lapisan tanah.
Komposisi jenis tanah yang terdapat di daerah ini meliputi latosol coklat,
latosol coklat kemerahan, dan latosol merah, dengan laterit air tanah yang
dominan dan hampir merata di seluruh wilayah. Sifat tekstur tanah jenis ini
cukup beragam, di antaranya terdiri dari jenis lempung, liat berpasir, sampai
berpasir sesuai dengan bahan induk tanah.
c.
Hidrologi
Proporsi
kawasan hutan yang cukup besar menyebabkan daerah ini kaya akan sumber daya
air. Potensi hidrologi yang terdapat meliputi mata air dan air tanah yang
tersimpan dalam batuan. Umumnya mata air dapat ditemukan pada kedalaman 20 m di
bawah permukaan tanah, dengan debit rata-rata 3 liter/detik. Air bersih yang
dimanfaatkan untuk konsumsi penduduk daerah ini berasal dari Danau Aneuk Laot,
yang memiliki kualitas air yang cukup baik, dengan kapasitas daya tampung
3.000.000 ton dan debit 28 liter/detik. Selain dari sumber ini, banyak juga
penduduk yang memperoleh air dari sumur gali konvensional.
d.
Iklim
KotaSabang merupakan wilayah yang beriklim tropis yang mengalami dua kali perubahan
musim setiap tahunnya. Musim kemarau tiap tahunnya berkisar antara bulan Maret
sampai dengan bulan Agustus dan musim penghujan berkisar antara bulan September
sampai bulan Februari, dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 26,2 mm
sampai dengan 351,1 mm tiap bulannya. Kondisi curah hujan tiap bulannya tidak
merata, di mana pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli berkisar antara
26,2 mm sampai dengan 310,8 mm. Sedangkan bulan Agustus sampai dengan Desember
curah hujan berkisar antara 94,4 mm sampai dengan 351,1 mm. Suhu minimum
berkisar 25,5oC dan maksimum 31oC, secara keseluruhan
rata-rata temperatur maksimum 28oC. Kelembaban udara rata-rata 80%,
dengan variasi kelembaban berkisar antara 75% sampai dengan 85%. Kecepatan
angin pada musim angin barat mencapai angka 32 km/jam, yang biasanya terjadi
pada bulan Mei sampai dengan Oktober, sedangkan bulan-bulan berikutnya
(November s/d April) bertiup angin dari arah Timur dengan kecepatan yang
relatif lemah, dengan kecepatan
rata-rata 18 km/jam.
0 Response to "Kondisi Fisik Kota Sabang"
Post a Comment